Anak Ibu Kos

Cerita Sex Pembantu | Inilah ceritaku yang dengan sebenar-benarnya dan tanpa ada rekayasa dan tambahan
sedikitpun. Pengalamanku bersama dengan anak ibu kostku yang sangat menggoda. Meskipun ibu
kosnya galak banget namun itu semua tak menyurutku untuk berpacaran dan menyetubuhi anak
gadisnya yang sangat cantik dan bahenol sekali.

Cerita Sex Pembantu Anak Ibu Kos
Panggil saja aku Denis, pengalamanku waktu itu saat aku berumur 23 tahun. Waktu itu aku
sedang berkuliah disalah satu pergutuan tinggi terkemuka dikota. Karena jarak rumahku dan
kampusku sangat jauh sekali, untuk menghemat waktu makanya aku putuskan untuk ngekos.
Setelah aku mencari-cari dapatlah aku sebuah kos-kosan yang bebas dan harganya juga sangta
terjangkau. Saat aku menemui pemilik kos, aku melihat sorang gadis muda yang kelihatan
masi seumuran SMA ada dirumah tersebut. Gadis itu sungguh mempesona sekali, tubuhnya
sangat langsing, dengan wajah yang putih bersih, rambut hitam, hidungnya mancung, dan yang
sangat membuatnya mempesona adalah bibirnya yang sangat tipis sekali. Aku pun langsung
suka dengan pandangan pertamaku.
Setelah beberapa minggu aku kos disitu akhirnya aku mengetahui kalau namanya adalah Maura.
Dia masih SMA. Temaptku ngekos tercampur antara laki-laki dan perempuan namun ibu kosku
juga tinggal satu atap dengan anak-anak kost yang lainnya. Walaupun begitu itu adalah
keburuntunganku karena aku bisa mendekati anak gadisnya. Dan tak suatu sore aku bisa
berkenalan dengan Maura, dan kurang lebih seminggu aku sudah berpacaran dengan Maura.
Mungkin kita sama-sama suka karena aku juga berwajah ganteng dan kulitku juga putih
bersih, kita Nampak sangat serasi sekali.
Pada awal kami berpacaran, Maura termasuk pelit untuk urusan mesra-mesraan. Jangankan
untuk berciuman, minta pegang tangannya saja susahnya minta ampun! Padahal aku termasuk
orang yang hypersex, dan aku sering kali melakukan onani untuk melampiaskan nafsu seksku,
hingga sekarang. Aku bisa melakukan onani sampai tiga kali sehari.
Setiap kali fantasi dan gairah seksku datang, pasti kulakukan kebiasaan jelekku itu. Entah
dikamar mandi menggunakan sabun, sambil nonton VCD porno dan seringnya sambil tiduran
telungkup di atas kasur sambil kugesek-gesekkan penisku. Aku merasakan nikmat setiap
orgasme onani. Bact to story, sejak aku dan Maura resmi jadian, baru dua minggu kemudian
dia mau kucium pipinya. Itu pun setelah melalui perdebatan yang panjang, akhirnya ia mau
juga kucium pipinya yang mulus itu, dan aku selalu ingin merasakan dan mengecup lagi sejak
saat itu.
Hingga pada suatu malam, ketika waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh, aku, Maura dan
Sinta anak kost yang lain masih asyik menonton TV di ruang tengah. Sementara ibu kostku
serta 3 anak kost yang lain sudah pergi tidur. Kami bertiga duduk diatas permadani yang
terhampar di ruang tengah. Sinta duduk di depan sementara aku dan Maura duduk agak jauh
dibelakangnya. Lampu neon yang menyinari ruangan selalu kami matikan kalau sedang menonton
TV. Biar tidak silau kena mata maksudnya. Atau mungkin juga demi menghemat listrik. Yang
jelas, cahaya dari TV agak begitu samar dan remang-remang.
Sinta masih asyik menonton dan Maura yang disampingku saat itu hanya mengenakan kaos ketat
dan rok mini matanya masih konsen menonton film tersebut. Sesekali saat pandangan Sinta
tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Maura. Entah Maura terlalu
memperhatikan film hingga tangannya tidak menepis saat tanganku memeluk tubuhnya yang
padat. Dia malah memegang rambutku, dan membiarkan kepalaku bersandar di pundaknya.
Terkadang kalo pas iklan, Maura pura-pura menepiskan tanganku agar perbuatanku tidak
dilihat Sinta. Dan saat film diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali.
“I love you, honey..” Bisikku di telinganya.

Maura menoleh ke arahku dan tanpa sepengetahuan Sinta, ia mendaratkan ciumannya ke pipiku.
Oh my God, baru pertama kali aku dicium seorang cewek, tanpa aku minta pula. Situasi
seperti ini tiba-tiba membuat pikiranku jadi ngeres apalagi saat Maura meremas tanganku
yang saat itu masih melingkar di pinggangnya, dan matanya yang sayu sekilas menoleh ke
arah Sinta yang masih nongkrong di depan TV. Aman, pikirku.Apalagi ditambah ruangan yang
hanya mengandalkan dari cahaya Tv, maka sesekali tanganku meremas payudara Maura. Maura
menggelinjang, sesekali menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, hingga saat tangan kiriku
masuk ke dalam daster bagian bawah yang agak terbuka dari tadi, sama sekali tidak
diketahui Sinta. Mungkin ia konsen dengan film, atau mungkin juga ia sudah ngantuk karena
kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti orang ketiduran.Cerita Sex Pembantu
Ciumanku kini sedikit menggelora, menelusuri leher Maura yang putih mulus sementara tangan
kiriku menggesek-gesekkan perlahan vagina Maura yang masih terbungkus celana dalam. Ia
mendesah dan mukanya mendongak ke atas saat kurasakan celana dalamnya mulai basah dan
hangat. Mungkin ia merasakan kenikmatan, pikirku.Tanganku yang mulai basah oleh cairan
vagina Maura buru-buru kutarik dari dalam roknya, ketika tiba-tiba Sinta bangkit dan
melihat ke arah kami berdua. Kami bersikap seolah sedang konsen nonton juga.
“Aku ngantuk. Tidur duluan ya.. nih remote-nya!” ujar Sinta sambil menyerahkan remote TV
pada Maura.

Sinta kemudian masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Aku yang tadi agak gugup,
bersorak girang ketika Sinta hanya pamitan mau tidur. Aku pikir dia setidaknya mengetahui
perbuatanku dengan Maura. Bisa mati aku. Maura yang sejak tadi diam (mungkin karena gugup
juga) matanya kini tertuju pada TV. Aku tahu dia juga pura-pura nonton, maka saat tubuhnya
kupeluk dan bibirnya kucium dia malah membalas ciumanku.
“Kita jangan disini Say, nanti ketahuan..” Bisiknya diantara ciuman yang menggelora.

Segera kubimbing tangan Maura bangkit, setelah mematikan TV dan mengunci kamar Maura,
kuajak dia ke kamar sebelah yang kosong. Disini tempatnya aman karena setiap yang akan
masuk ke kamar ini harus lewat pintu belakang atau depan. Jalan kami berjingkat supaya
orang lain yang telah tertidur tidak mendengar langkah-langkah kami atau ketika kami
membuka dan menutup kunci dan pintu kamar tengah dengan perlahan.
Setelah kukunci dari dalam dan kunyalakan lampu kamar kuhampiri Maura yang telah duduk di
tepi ranjang.

“Aku cinta kamu, Maura..” ujarku ketika aku telah duduk disampingnya.

Mata Maura menatapku lekat. Sejenak kulumat bibirnya perlahan dan Maura pun membalas
membuat lidah kami saling beradu. Nafas kami kembali makin memburu menahan rangsangan yang
kian menggelora. Desahan bibirnya yang tipis makin mengundang birahi dan nafsuku.
Kuturunkan ciumanku ke lehernya dan tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah. Aku
tahu dia sudah terangsang, lalu kulepaskan kaosnya. Payudaranya yang padat berisi ditutupi
BH berwarna merah tua. Betapa putih kulitnya, mulus tak ada cacat. Kemudian bibir kami pun
berciuman kembali sementara tanganku sibuk melepaskan tali pengikat BH, dan sesaat
kemudian kedua payudaranya yang telah mengeras itu kini tanpa ditutupi kain sehelai pun.
Kuusap kedua putingnya, dan Maura pun tersenyum manja.

“Ayo Say, lakukanlah..” Ujarnya.

Tak kusia-siakan kesempatan ini, dan mulai kujilati payudaranya bergantian. Sementara
tangan Maura membantu tanganku melepaskan kemeja yang masih kukenakan. Kukecup putingnya
hingga dadanya basah mengkilap. Betapa beruntungnya aku bisa menikmati semua yang ada
ditubuhnya. Tangan kananku yang nakal mulai merambah turun masuk ke dalam roknya, dan
kugesek-gesekkan pelan di bibir vaginanya. Maura menggelinjang menahan nikmat, sesekali
tangannya juga ikut digesek-gesekkan kesekitar vaginanya sendiri.
Bibirnya mendesah menahan kenikmatan. Matanya terpejam, Sebentar kemudian vaginanya mulai
sedit basah. Dan kami pun mulai melepaskan celana kami masing-masing hingga tubuh kami
benar-benar polos. Betapa indahnya tubuh Maura, apalagi ketika kulihat vaginanya yang
terselip diantara kedua selangkangannya yang putih mulus.
“Wah.. punyamu oke Maura, Ok’s banget..” ujarku terpana, Begitu mulus memang, ditambah
dengan bulu-bulu lebat disekitar bagian sensitifnya.
“Burungmu juga besar dan bertenaga. Aku suka Say..” Balasnya sambil tangannya mencubit
pelan kemaluanku yang sudah tegak dari tadi.
“Come on Honey..” Pintanya menggoda.

Aku tahu Maura sudah begitu terangsang maka kemudian kusuruh Maura berbaring di atas
kasur. Dan aku baringkan tubuhku terbalik, kepalaku berada di kakinya dan sebaliknya
(posisi 69). Kucium ujung kakinya pelan dan kemudian ciumanku menuju hutan lebat yang ada
diantara kedua selangkangannya. Kukecup pelan bibir vaginanya yang sudah basah, kujilat
klitorisnya sementara mulut Maura sibuk mengocok-ngocok kemaluanku. Bibir vaginanya yang
merah itu kulumat habis tak tersisa. Ehm, betapa nikmatnya punyamu Maura, pikirku.
Ciumanku terus menikmati klitoris Maura, hingga sekitar vaginanya makin basah oleh cairan
yang keluar dari vaginanya.
Kedua jari tanganku aku coba masukkan lubang vaginanya dan kurasakan nafas Maura mendesah
pelan ketika jariku kutekan keluar masuk.

“Ahh.. nikmat Sayanng..ahh..” erangnya.

Kugesek-gesekkan kedua jariku diantara bibir klitorisnya dan Maura makin menahan nikmat.
Selang 5 menit kemudian kuhentikan gesekkan tanganku, dan kulihat Maura sedikit kecewa
ketika aku menghentikan permainan jariku.

“Jangan sedih Say, aku masih punya permainan yang menarik, okay?”
“Oke. Sekarang aku yang mengatur permainan ya?” ujarnya.

Aku mengangguk.Jujur saja, aku lebih suka kalau cewek yang agresif.Maura pun bangkit, dan
sementara tubuhku masih terbaring di atas kasur.

“Aku di atas, kamu dibawah, okay? Tapi kamu jangan nusuk dulu ya Say?”

Tanpa menunggu jawabanku tubuh Maura menindih tubuhku dan tangan kanannya membimbing
penisku yang telah berdiri tegak sejak tadi dan bless..ah, Maura merasa bahagia saat
seluruh penisku menembus vaginanya dan terus masuk dan masuk menuju lubang kenikmatan yang
paling dalam. Dia mengoyang-goyangkan pantatnya dan sesekali gerakannya memutar, bergerak
mundur maju membuat penisku yang tertanam bergerak bebas menikmati ruang dalam liang
vaginanya.

Maura mendesah setiap kali pantatnya turun naik, merasakan peraduan dua senjata yang telah
terbenam di dalam surga.Tanganku meremas kedua payudara Maura yang tadi terus menggelayut
manja. Rambutnya dibiarkan tergerai diterpa angin dingin yang terselip diantara kehangatan
malam yang kami rasakan saat ini. Kubiarkan Maura terus menikmati permainan ini. Saat dia
asyik dengan permainannya kulingkarkan tanganku dipinggangnya dan kuangkat badanku yang
terbaring sejak tadi kemudian lidah kami pun beradu kembali.Cerita Sex Pembantu

“Andainya kita terus bersama seperti ini, betapa bahagianya hidupku ini Maura ” bisikku
pelan
“Aku juga, dan ku berharap kita selalu bersama selamanya..”

Sepuluh menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Maura mulai lemah. Aku tahu kalau dia
mulai kecapekan dan aku yang mengambil inisiatif serangan. Kutekan naik turun pinggangku,
sementara Maura tetap bertahan diam. Dan suara cep-clep-clep.. setiap kali penisku keluar
masuk vaginanya.

“Ahh teruss Sayanng..teruss..nikmatt..ahh..ahh..” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut
Maura, dan aku pun makin menggencarkan seranganku.

Ingin kulibas habis semua yang ada dalam vaginanya. Suara ranjang berderit, menambah hot
permainan yang sedang kami lakukan. Kutarik tubuh Maura tanpa melepaskan penisku yang
sedang berlabuh dalam vaginanya dan kusuruh dia berdiri agar kami melakukan gerakan sex
sambil berdiri.

“Kamu punya banyak style ya say?” katanya menggoda.
“Iya dong, demi kepuasan kamu juga” jawabku sambil mulai menggesek-gesekan pebisku
kembali.
“Ahh teruss..teruss..” desah Maura ketika penisku berulang kali menerobos vaginanya.

Kupeluk tubuh Maura erat sementara jari tangan kirinya membelai lembut bulu-bulu
vaginanya, dan sesekali membantu penisku masuk kembali setiap kali terlepas. Keringat
membasahi tubuh kami. Lehernya yang mulus kucium pelan, sementara nafas kami mulai
berdegup kencang.

“Sayaanng, keteteran nih, mau klimaks. Jangan curang dong..”
“Oke, tahan dulu Maura” dan kucabut batang penisku yang telah basah sejak tadi.

Kusuruh Maura nungging di ranjang, sementara tanganku mengarahkan penisku yang telah siap
masuk kembali. Dan kumasukkan sedikit demi sedikit hingga penisku ambles semua ke dalam
surga yang nikmat.

“Ah..tekan Saayaanng..enaakk..teruss Sayanng..” Erangnya manja setiap kali penisku
menari-nari di dalam vaginanya.

Tanganku memegang pinggangnya agar gerakanku teratur dan penisku tidak terlepas,.

“Ohh..nikmat sekali Saayaanng..teruss..teruss..” desahnya.Cerita Sex Pembantu

Betapa nikmatnya saat-saat seperti ini..dan terus kuulang sementara mulut kami mendesah
merasakan kenikmatan yang teramat sangat setiap kali penisku mempermaikan vaginanya.

” Saayaanng..aku mo keluar nih..udah ngga tahan..ahh..ahh..” ujar Maura tiba-tiba.
“Tahan Sayang, aku juga hampir sampai..” aku menekan-nekan penisku kian cepat, sehingga
suara ranjang ikut berderit cepat.

Dan kurasakan otot-otot penisku mengejang keras dan cairan spermaku berkumpul dalam satu
titik.

“Aku keluar sekarang Sayang..” penisku kucabut dari lubang vaginanya dan Maurapun seketika
membalikkan badan dan menjulurkan lidahnya, mengocok-ngocok batang penisku yang kemerahan
dan saat kurasakan aku tak mampu menahan lagi kutaruh penisku diantara kedua belah
payudaranya dan kedua tangan Maura pun menggesek-gesekkan payudaranya yang menjepit batang
kemaluanku dan..croott..croott.. spermaku jatuh disekitar dada dan lehernya Sebagian
tumpah diatas sprei. Maura menjilati penisku membersihkan sisa-sisa spermaku yang masih
ada.

“Kamu ternyata kuat juga Say, aku hampir tak berdaya dihadapanmu” kubelai rambut Maura
yang sudak acak-acakan tak karuan.
“Aku juga ngga nyangka kamu sehebat ini Say..”desahnya manja .

Baca Juga Cerita Seks Menantu Yang Mengoda

Waktu sudah menunjukkan setengah satu malam Dan setelah kami istirahat sekitar lima belas
menit, kami memakai pakaian kami kembali dan membereskan tempat tidur yang sudah
berantakan. Dan tak lama kemudian kami pun pergi tidur dikamar masing-masing melepaskan
rasa lelah setelah kami ‘bermain” tadi.

Begitulah kisahku dengan Maura, setiap hari kami selalu melakukannya setiap kali kami
ingin dan ada kesempatan. Kami melakukannya di kamar sebelah kalau malam hari, kamar
kostku, atau bahkan dikamar mandi sambil mandi bareng disaat rumah kost kosong hanya ada
kami berdua.

Hingga pada suatu hari Maura harus pindah ke luar kota untuk pindah kuliah. Aku benar-
benar kehilangan dia, dan ingin kuterus bersamanya. Pernah beberapa kali kususul ke
tempatnya yang baru dan kami melakukannya berkali-kali di hotel tempat kami menginap.
Seterusnya begitu jika ada waktu senggang aku menyusulnya Maura dan kita kembali memuaskan
hasrat terpendam kita hingga aku dan Maura merasa sangat puas.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Sex Pembantu.