Tina

Cerita Sex Pembantu | Tina adalah sosok wanita yang dulu pernah singgah dihatiku dan menghiasi kehidupan Sex ku.
Aku dan Tina mempunyai kesamaan yaitu suka dengan gaya Sex bebas, hingga kmai sering
melakukan dimana saja kami ingin melakukan sensasi Sex. Hingga akhirnya kami tak dapat
dipersatukan karena orang tua Tina menjodohkannya dengan laki-laki pilihan orang tuanya.
Dan Tina pun pasrah dengan keputusan orang tuanya. Dan kemudian aku pun menikah dengan
wanita yang sebenarnya tidak aku cintai karena didalam hatiku hanya ada Tina seorang.
Hingga aku berpikiran kalau suatu saat aku pasti bisa kembali lagi dengan Tina.

Cerita Sex Pembantu Tina
Dan benar 2 tahun aku menikah hubungan keluargaku berjalan tidak harmonis, aku dan istriku
sering cekcok karena masalah yang sepele, hingga akhirnya akupun menceraikan istriku
karena aku sudah tidak tahan dengan keadaan waktu itu. dikeadaanku yang kurang
menyenangkan itu, tiba-tiba Tina datang lai dikehidupanku. Tina datang disaat waktu yang
tepat, dan ternyata Tina menghubungiku dan megajaku untuk bertemu karena dia ingin
bercerita tentang kehidupannya yang juga tidak harmonis. Dan akupun bercerita kepada Tina
kalau aku sudah bercerai dengan istriku.
Dan setelah pertemuan itu suatu siang Tina pun menghubungiku untuk kekantornya. Dan tanpa
menunggu lama Meluncurlah aku kekantornya di sebuah building di jalan utama ibu kota.
Karena hari itu hari sabtu, praktis sebagian besar kantor tutup. Demikian juga di lantai
tempat kantor Tina, hanya kantornya yang buka, itupun sudah tidak ada karyawan piket
karena memang cuma setengah hari.
Karenanya, Tina sendiri yang membukakan pintu dan menyambutku dengan penuh semangat.
Akupun demikian, walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yang semakin cantik,
sensual dan sexy, apalagi dengan penampilannya siang itu yang mengenakan fortuner putih,
rok mini ketat dan sepatu tinggi hingga menampakkan kejenjangan kakinya serta kemulusan
kulitnya yang mulus, walaupun tubuhnya tetap tidak berubah, yaitu mungil dan ramping.
“Aku selesai’in kerjaanku dulu ya., abis itu baru kita jalan..”, Kata Tina sambil
mengajakku ke mejanya setelah kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Tina lalu duduk di
kursinya sambil menyelesaikan pekerjaan di komputernya.

“Aku pijetin yah..,” Kataku sambil berdiri di belakang kursinya berbarengan dengan
mampirnya kedua tanganku di pundaknya untuk memijat.

“Hmm.., enaknya.., udah lama ya kamu nggak mijet aku.., aku kangen sama tanganmu..,”
katanya lagi sambil menggeliat manja.

“Kangen sama bibirku juga nggak?,” bisikku kemudian yang kubarengi dengan ciumanku di
kupingnya.

Tina langsung menggeliat, apalagi waktu kraag blousenya agak kusingkap dan ciumanku
menjalar ke leher dan tengkuknya yang mulus. Aroma tubuhnya yang alami kurasakan lagi
setelah sekian lama tak berjumpa dengannya.

“Ssshh.., kamu nggak berubah yah..,” Rintih Tina kenikmatan sambil mematikan computernya.
“Kaya’nya kita nggak perlu keluar dari sini deh.., sebentar ya, aku kunci dulu pintu
depannya,” katanya lagi.

Agak lama Tina mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak
melihat Tina hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa-
apa lagi di dalamnya. Tanpa bicara, Tina langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil
yang hanya berisi meja bulat dan beberapa kursi.
“Aku kangen melihat tubuhmu,” katanya lagi.Cerita Sex Pembantu

Sementara aku buka pakaianku semua, Tina mendekatiku dan tiba-tiba melumat bibirku yang
langsung kusambut dengan meneroboskan lidahku dan menari-nari di dalam mulutnya sambil
kadang-kadang mengulum lidahnya.
Begitu aku bugil total, Tina meyuruhku duduk di kursi meeting, sementara dia ambil posisi
berdiri dihadapanku sambil pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis.
Setelah itu, disingkapnya masing-masing ke samping sehingga muncullah pemandangan yang
amat indah. Buah dadanya yang ranum, bulat, dan padat dengan pentilnya yang merah muda itu
nampak mencuat menantang, apalagi dengan tubuhnya yang makin basah oleh keringat sehingga
kulitnya yang mulus makin berkilat. Belum lagi aku terkagum-kagum melihatnya, Tina
langsung duduk dipangkuanku dengan mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan
kursiku sehingga posisi buah dadanya tepat persis di mukaku.
“Udah lama kamu nggak menyantap susuku, ayo dong isep”, Goda Tina sambil meneruskan
melepas blazernya dan menaruh kedua tangannya ke atas senderan kursiku dan menyodorkan
dadanya hingga kepalaku terbenam di antara dua bukitnya yang kenyal itu.
Penisku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma
tubunya yang bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku untuk bermain-main
dulu dengan menciumi lehernya yang jenjang dan terus ke belakang telinganya. Tina
menggeliat kegelian dan membuat hidung dan bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih
itu, setelah sebelumnya menelusuri lengannya yang lembut. Disitu kuciumi sepuas-puasnya
dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yang merupakan salah satu kesukaannyaa juga.
Kegeliannya membuat kepala Tina menengadah kebelakang sehingga buah dadanya siap dilumat
dengan mulutku yang makin liar. Kujilati mulai dari bawah buah dadanya, terus kesamping
dan berlama-lama di seputar putingnya yang makin mengeras. Tina yang nggak sabar,
mendorong putingnya ke mulutku yang langsung kusambut dengan jilatan panjang, gigitan
kecil dan kemotan-kemotan halus di putingnya. Tubuhnya makin menggelinjang ketika tanganku
juga beraksi mengusap-usap selangkangannya yang ternyata sudah basah dari tadi.
Jariku mulai menyusup ke vaginanya dan kugosok-gosok klentitnya. Tidak Cuma itu, jari-
jarikupun menerobos masuk ke vaginanya yang terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yang
makin lama makin cepat, dan ..

“Aaggh..sudah dong, sudaah”, Erang Tina yang badannya mengejang sambil mendekap erat
mukaku di buah dadanya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku merasakan hangatnya
cairan dari vaginanya. Rupanya Tina baru saja mencapai klimaksnya dengan posisi kedua
pahanya yang masih mengangkang dan masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku.
Tubuhnya lalu kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku dengan posisi
kedua kakinya, dari batas lutut menjuntai ke bawah, agar Tina bisa beristirahat sebentar
mengembalikan tenaganya. Sementara beristirahat, aku yang duduk kembali di kursi
mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil
kupijat lembut dari ujung kaki hingga betisnya. Kupandang sejenak kakinya yang bener-bener
mulus bersih dengan jari-jari kakinya yang rapi dan tanpa kutek itu serta betisnya yang
ramping berisi. Tina menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas tanganku
dengan bibirku yang menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya.
“Aawh..sshh,..geli sayang,” Rintihnya lagi namun tetap pasrah menyerahkan kakinya untuk
kuciumi dan kujilati dari mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya. Selain
kumainkan lidahku, tak lupa kukemot satu persatu jari kakinya yang kutahu paling dia suka.

Tina menikmati sekali permainanku ini sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan
karena menahan geli dan nikmat. Walaupun kedua kakinya masih kuciumi, pahanya mulai
terbuka sedikit, sehingga satu tanganku bisa bebas menjamah kemulusan paha dan
selangkangannya. Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke atas menelusuri betisnya
yang indah, bagian dalam lutut, dan pahanya. Sempat kukecup-kecup lembut kedua paha
dalamnya sambil tanganku terus menjelajah ke vaginanya. Tina menggelinjang, tapi tanpa
sadar malah memajukan duduknya ke pinggir meja dan kedua kakinya dikangkangkan ke masing-
masing ujung meja, sehingga selangkangannya makin terbuka lebar membuatku makin bernafsu.
Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke vaginanya yang nampak basah, dan kedua tanganku
menjamah buah dadanya di atas. Jilatan-jilatan dan isepan-isepanku di vagina inilah yang
paling disukai Tina. Dari menyusuri bibir vaginanya, kuarahkan kemudian lidahku ke
clitorisnya dan kumainkan dengan ujung lidahku hingga Tina mengerang hebat. Tak cuma itu,
clitorisnya tak luput juga dari kuluman bibirku yang kubarengi dengan liukan lidahku yang
makin liar.
“Mas, kencengin lidahnya mas”, Pinta Tina sambil tangannya tiba-tiba menekan kepalaku
lebih dalam. Aku tahu maksud Tina yang minta lidahku dikerasin seolah penis dan ditarik
maju-mundur ke liang vaginanya. Tina meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat
berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam menembus liang vaginanya bersamaan dengan makin
cepatnya gerakan maju-mundur pinngul Tina, dan.Cerita Sex Pembantu
“aghh”..aagh!!” Tubuhnya melengkung dan mengejang. Kepalanya direbahkan kebelakang dan
kedua pahanya dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yang masih berada di selangkangannya
sambil tangannya terus menekan kencang.

Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya
tinggi ke atas dan kutumpangkan masing-masing di pundakku, sehingga posisi penisku tepat
berada di depan liang vaginanya yang persis berada di pinggir meja.

“Ooowh ..,” teriak Tina begitu penisku yang tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang
vaginanya.
Langsung kugerakkan maju-mundur pinggulku yang membuat Tina menjerit-jerit kecil karena
menahan geli, setelah mencapai klimaks sebelumnya. Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi
gerakan penisku yang makin lama makin cepat bergerak maju-mundur. Tina makin pasrah waktu
pergelangan kakinya kupegang dan kukangkangkan ke samping sambil terus menggenjot
vaginanya. Baru sebentar Tina tak tahan, dan lebih memilih melingkarkan kakinya ke
pinggangku sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya.

Baca Juga Cerita Seks Menantu Yang Mengoda

Kesempatan ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah itu, dan
dengan tak henti menggenjot vaginanya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas
gundukan buah dadanya yang ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan lehernya. Penisku
menghujam makin cepat ke liang vaginanya. Kedua tanganku kemudian menahan kedua tangannya
dan bibirku kuturunkan ke putingnya untuk kujilat dan kukemot habis-habisn.

Sehingga ” Aaagghh..!!,” Teriak Tina dan aku hampir bersamaan. Kedua tubuh bugil kami
sama-sama menegang. Kedua kakinya kencang sekali menghimpit pinggangku, dan tangannya
beralih menekan kepalaku ke buah dadanya.

Kami sama-sama terdiam beberapa saat menikmati ledakan yang luar biasa. Keringat mengucur
deras membasahi meja meeting itu walaupun AC terasa dingin. Kulepaskan tubuhku kemudian
sambil memandangi tubuh Tina yang indah mulus itu terlentang di atas meja. Tampangnya yang
sensual itu masih tersenyum kepuasan, dan membuatku gemas. Lalu aku mulai lagi menjelajahi
seluruh lekuk liku tubuhnya dengan jilatan-jilatan nakal, Tina cuma bisa menggelinjang
pasrah dan dengan manja berkata lagi, ” Coba deh kamu tiap hari ke kantorku.”- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Sex Pembantu.