Adik Pacarku

Cerita Sex Pembantu | Kejadian yang aku alami ini terjadi sekitar 1 tahun yang lalu, dimana aku tergoda oleh
tubuh molek adik pacarku sendiri. Sebut saja namanya Sandra, Aku sangat tergoda melihat
kemolekan tubuhnya. Dia berwajah imut dan manis sekali karena dia amsih mdua, umurnya
sekitar 22 tahun. Sandra memiliki tinggi 163cm, dan berat badan sekitar 55kg. tubuhnya
terlihat sangat mungil dan juga sintal. Buah dadanya juga terlihat sangat padat sekali
sekitar 34B dan juga pantatnya yang sangat menggoda membuat sipejantan yang ada dibalik
celana selalu bangkit dari tubuhnya ketika melihatnya berjalan.

Cerita Sex Pembantu Adik Pacarku
Waktu itu aku sedang berada dibali karena tugasku yang mengharuskan aku unutk sementara
waktu tinggal dibali. Waktu itu adik pacarku ingin berlibur ke bali dan kakaknya
menelponku untuk memasrahkan adiknya kepadaku dan memberikan tempat tinggal untuknya. Dan
aku pun menyetujuinya dan aku langsung berpikir ini adalah kesempatanku karena sudah lama
aku menyukai tubuh adik pacarku itu. Dan keesokan harinya Sandra sudah sampai dibali dan
aku langsung menjemputnya dibandara lalau aku ajak dia dikontrakanku yang berada di bali.
Pada hari minggu saya ajak dia jalan ke berbagai tempat wisata, pulangnya dia langsung
ingin istirahat karena kelelahan. Karena saya belum merasa ngantuk, saya ke ruangan tamu
untuk nonton tv, sedangkan dia masuk kamar tidur tamu untuk istirahat.
Setelah acara yg saya sukai selesai, saya melihat jam, ternyata sudah jam 1 pagi, tiba-
tiba muncul ide isengku untuk memasuki kamar tidur Sandra, dengan perlahan-lahan saya
berjalan mendekati pintu kamarnya, ternyata tidak dikunci, saya masuk dan melihat Sandra
telentang dengan kedua lengan dan paha terbuka, saya langsung mengambil tali plastik dan
perlahan-lahan saya melucuti pakaiannya semua, mungkin karena dia terlalu lelah sehingga
tidurnya sangat nyenyak sampai tidak tahu apa yg sedang saya lakukan, setelah semua
pakaiannya kubuka, saya langsung mengikat lengan dan kakinya ke sudut-sudut ranjang.
Tiba-tiba dia terbangun, dan terkejut karena tubuhnya telah telanjang polos dan terikat di
ranjang. “Ko lepasin saya”, suaranya gemetaran karena shock. “Cepat lepasin Ko!” Sandra
mengulangi perintahnya, kali ini lebih keras suaranya. Tubuh telanjangnya telah mambiusku.
Aku segera mencopot celana dan celana dalamku dengan cepat. “Ko!” Sandra memekik. “Mau
ngapain kamu?” Sandra terkesiap melihat penisku yang sudah berdiri tegak. Kusentuh
payudaranya dengan kedua tanganku, rasanya dingin bagai seonggok daging.
“Koko gila luu yah!” Aku merasakan sensasi aneh melihat payudara dan memek adik pacarku
ini. Jelas beda dengan waktu-waktu dulu kalau mengintip dia ganti baju di kamarnya.
Sekarang aku melihatnya dengan cara yang berbeda. “Koko, gua khan adik Wiwi!” Aku
menyentuh memeknya dengan tanganku, lalu menjilatinya.
Setelah puas segera kuletakkan penisku di gerbang memek Sandra. “Ko jangaaan!” dia
memohon-mohon padaku. “Diam.. cerewet!” aku menjawab dengan sembarangan. Sekali penisku
kudorong ke depan, tubuhku sudah menjadi satu dengannya. “Iiiih… shiit!” dia mengumpat
tapi ada nada kegelian dari suaranya itu. Aku menggoyangkan pinggangku secara liar hingga
penisku mengocok-kocok memeknya. “Ahh… shiit! ah shiiit! Ko stop!” Semakin dia mamaki
dan mengumpatku dengan ekspresi judesnya itu, semakin terangsang aku jadinya.Cerita Sex Pembantu
Sambil memompa memeknya aku menghisap puting-puting payudaranya yang agak berwarna pink
itu. “Mmmh.. udah jangan Ko!” Sandra masih berteriak-teriak memintaku berhenti. “Lu diam
aja jangan banyak ngomong”, ujarku cuek. “Ohh shiit!” ujarnya mengumpat. Dia menatapku
dengan tatapan yang bercampur antara kemarahan dan kegelian yang ditahan. Sejenak aku
menghentikan gerakanku. Kasihan juga aku melihatnya terikat seperti ini. Dengan
menggunakan cutter yang tergeletak di meja samping ranjang aku memotong tali yang mengikat
kedua kakinya. Begitu kedua kakinya terlepas dia sempat berontak. Tapi apa dayanya dengan
posisi telentang dengan tangan masih terikat. Belum lagi posisiku yang sudah mantap di
antara kedua kakinya membuat dia hanya bisa meronta-ronta dan kakinya menendang-nendang
tanpa hasil.
“Aaahh Ko stop dong… udah Ko.. gue khan adik Wiwi”, dia memohon lagi tapi kali ini
suaranya tidak kasar lagi dan terdengar mulai berdesah karena geli. Nafasnya pun mulai
memburu. Aku menjilati lehernya dia melengos ke kiri dan ke kanan tapi wajahnya mulai
tidak mampu menutupi rasa geli dan nikmat yang kuciptakan. ” Aduhh sshhh Ko udah dooong..
hhh.. sssh!” suaranya memohon tapi makin terdengar mendesah lirih. Kedua kakinya masih
meronta menendang-nendang tapi kian lemah dan tendangannya bukan karena berontak melainkan
menahan rasa geli dan nikmat.
Aku menaikkan tempo dalam memompa sehingga tubuhnya semakin bergetar setiap kali penisku
menusuk ke dalam memeknya yang hangat berulir serta kian basah oleh cairan kenikmatannya
yang makin membanjir itu. Kali ini suara nafas Sandra kian berat dan memburu, “Uh.. uh..
uhhffssh.. shiit Kooo.. agh uufffssshhh u.. uhhh!” Wajahnya semakin memerah, sesekali dia
memejamkan matanya sehingga kedua alisnya seperti bertemu. Tapi tiap kali dia begitu atau
saat dia merintih nikmat, selalu wajahnya dipalingkan dariku. Pasti dia malu padaku.
Memeknya mulai mengeras seperti memijit penisku. Pantatnya mulai bergerak naik turun
mengimbangi gerakan penisku keluar masuk liang kenikmatannya yang sudah basah total.
Saat itu aku berbisik “Gimana, lu mau udahan?” Aku menggodanya. Sambil mengatur pernafasan
dan dengan ekspresi yang sengaja dibuat serius, dia berkata, “I.. iiya.. udah.. han yah
Ko”, suaranya dibuat setegas mungkin tapi matanya yang sudah sangat sayu itu tidak dapat
berbohong kalau dia sudah sangat menikmati permainanku ini. “Masa?” godaku lagi sambil
tetap penisku memompa memeknya yang semakin basah sampai mengeluarkan suara agak
berdecak-decak. “Bener nih lu mau udahan?” godaku lagi. Tampak wajahnya yang merah padam
penuh dengan peluh, nafasnya berat terasa menerpa wajahku. “Jawab dong, mau udahan gak?”
aku menggodanya lagi sambil tetap menghujamkan penisku ke memeknya.
Sadar aku sudah berkali-kali bertanya itu, dia dengan gugup berusaha menarik nafas panjang
dan menggigit bibir bagian bawahnya berusaha mengendalikan nafasnya yang sudah ngos-ngosan
dan menjawab, “Mmm… iya.. hmmm.” Aku tiba-tiba menghentikan gerakan naik turunku yang
semakin cepat tadi. Ternyata gerakan pantatnya tetap naik turun, tak sanggup
dihentikannya. Soalnya memeknya sudah semakin berdenyut dan menggigit penisku. “Ehmmm!”
Sandra terkejut hingga mengerang singkat tapi tubuhnya secara otomatis tetap menagih
dengan gerakan pantatnya naik turun. Ketika aku bergerak seperti menarik penisku keluar
dari memeknya, secara refleks tanpa disadari olehnya, kedua kakinya yang tadinya
menendang-nendang pelan, tiba-tiba disilangkan sehingga melingkar di pinggangku seperti
tidak ingin penisku lepas dari lubang kemaluannya.

“Lho katanya udahan”, kata-kataku membuat Sandra tidak mampu berpura-pura lagi.

Mukanya mendadak merah padam dan setengah tersipu dia berbisik, “Ah shiiit Kooo… uhh…
uhhh.. swear enak banget… pleasee dong terusiiin yeeass!” belum selesai ia berkata aku
langsung kembali menggenjotnya sehingga ia langsung melenguh panjang. Rupanya perasaaan
malunya telah ditelan kenikmatan yang sengaja kuberikan kepadanya. “Ah iya.. iiiya.. di
situ mmmhhh aaah!” tanpa sungkan-sungkan lagi dia mengekspresikan kenikmatannya. Selama 15
menit berikutnya aku dan dia masih bertempur sengit. Tiga kali dia orgasme dan yang
terakhir betul-betul dahsyat kerena bersamaan dengan saat aku ejakulasi. Spermaku
menyemprot kencang sekali bertemu dengan semburan-semburan cairan kenikmatannya yang
membanjir. Irine pasti melihat wajahku yang menyeringai sambil tersenyum puas. Senyum
kemenangan.

Aku melepaskan ikatannya. Dia kemudian duduk di atas kasur. Sesaat dia seperti berusaha
menyatukan pikirannya.

“Huuhh, kamu hebat banget sih Ko, sering yach melakukan dengan Wiwi”
“Enggak juga koq!
“Alah, sama setiap cewek yang kamu tidurin juga jawabannya pasti sama”
“Keperawanan lu kapan diambil?” tanyaku
“Sewaktu pacarku ingin pergi ke Amerika untuk kuliah, saya hadiahkan sebagai hadiah
perpisahan” jawabnya.Cerita Sex Pembantu

Kemudian dia bangkit dengan tubuh yg lemah ngeloyor ke kamar mandi, setelah selesai
bersih-bersih Sandra kembali lagi ke kamar.

Di depan pintu kamar mandi kusergap dia, kuangkat satu pahanya dan kutusuk sambil berdiri.
“Aduh kok ganas banget sih Lu!” katanya setengah membentak. Aku tidak mau tahu, kudorong
dia ke dinding kuhajar terus vaginanya dengan rudalku. Mulutnya kusumbat, kulumat dalam-
dalam. Setelah Sandra mulai terdengar lenguhannya, kugendong dia sambil pautan penisku
tetap dipertahankan. Kubawa dia ke meja, kuletakkan pantatnya di atas meja itu. Sekarang
aku bisa lebih bebas bersenggama dengan dia sambil menikmati payudaranya. Sambil kuayun,
mulutku dengan sistematis menjelajah bukit di dadanya, dan seperti biasanya, dia tekan
belakang kepalaku ke dadanya, dan aku turuti, habis emang nikmat dan nikmat banget.

“aahh…. ssshh…. oohh…. uuuuggghh…. mmhh”, Sandra terus meracau.

Bosen dengan posisi begitu kucabut penisku dan kusuruh Sandra menungging. Sambil kedua
tangannya memegang bibir meja. Dalam keadaan menungging begitu Sandra kelihatan lebih
aduhai! Bongkahan pantatnya yang kuning dan mulus itu yang bikin aku tidak tahan. Kupegang
penisku dan langsung kuarahkan ke vaginanya. Kugesekkan ke clitorisnya, dan dia mulai
mengerang nikmat. Tidak sabar kutusukkan sekaligus. Langsung kukayuh, dan dalam posisi ini
Sandra bisa lebih aktif memberikan perlawanan, bahkan sangat sengit.

Baca Juga Cerita Seks Tengelam Dalam Nafsu

“Aahh Kooo Akuuu mmooo.. kkeeelluuarr lagggi…” racaunya. Sandra goyangannya menggila dan
tidak lama tangan kanannya menggapai ke belakang, dia tarik pantatku supaya menusuk lebih
keras lagi. Kulayani dia, sementara aku sendiri memang terasa sudah dekat. Sandra
mengerang dengan sangat keras sambil menjepit penisku dengan kedua pahanya. Saya tetap
dengan aksiku. Kuraih badannya yang kelihatan sudah mulai mengendur. Kupeluk dari
belakang, kutaruh tanganku di bawah payudaranya, dengan agak kasar kuurut payudaranya dari
bawah ke atas dan kuremas dengan keras. “Eengghh…. oohh…. ohh…. aahh”, tidak lama
setelah itu bendunganku jebol, kutusuk keras banget, dan spermaku menyemprot lima kali di
dalam.

Dengan gontai kuiring Sandra kembali ke ranjang, sambil kukasih cumbuan-cumbuan kecil
sambil kami tiduran. Dan ketika kulihat jam di dinding menunjukan jam 02.07. Wah lumayan,
masih ada waktu buat satu babak lagi, kupikir. “rine, vagina dan permainan kamu ok
banget!” pujiku. “Makasih juga ya Ko, kamu juga hebat”, suatu pujian yang biasa kuterima!- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Sex Pembantu.