Kamar 315

Cerita Sex Pembantu | “Temui aku di Hotel xxx kamar 315, tapi sebelumnya telpon dulu ya Dik Sakti, siapa tahu Mbak Ratna
sedang keluar sebentar…” begitulah pembicaraan yang singkat yang maknanya dapat aku pahami dengan cepat.

Cerita Sex Pembantu Kamar 315
Oh ya, perkenalanku dengan mbak ratna kurang lebih setengah tahun, tapi selama setengah tahun tersebut,
kami hanya sebatas berteman, karena perbedaan tempat yang cukup jauh, aku di kota S sedangkan Mbak Ratna
di kota J. Dia mengenalku dari Mbak Vian, ya semoga pembaca masih ingat dengan kisahku di “Gelora Di
Kolam Renang”. Tapi aku tidak tahu apa hubungan antara Mbak Vian dengan Mbak Ratna, menurut Mbak Vian
sih hanya teman dari “milist groups” (aku lupa namanya), di situ Mbak Vian cerita tentang hubunganku
dengannya. Dan Mbak Ratna minta bagaimana agar bisa dikenalkan denganku.

Singkat cerita, pertemanan setengah tahun berjalan sebatas kirim e-mail dan telepon, tapi tentu saja dia
yang telepon duluan. Mbak Ratna adalah seorang janda beranak 2, dia bekerja di bidang Public Service
sebuah perusahaan finance di kota J, tidak jelas bagaimana ia menjanda, yang pasti mantan suaminya orang
melayu. Dari yang kubayangkan selama ini lewat pembicaraan telepon, fisiknya sedang-sedang saja, hanya
suaranya, ya.. suaranya yang aku ingat selalu, berat dan serak, mungkin karena dia perokok berat.

Berbekal uang recehan, aku datang ke hotel xxx, dan melalui public phone, aku telepon ke kamar 315.
Cukup lama nada dering telepon aku dengar dan tidak ada yang mengangkat, tiba-tiba…

“Hallo…” lho kok suara laki-laki? pikirku.
“Maaf Mbak Ratna ada?”
“Sebentar, dari siapa ini?”
“Sakti, saya sudah janji untuk bertemu sore ini,”
“Tante, ada orang namanya Sakti, katanya mau ketemu…”

Terdengar suara mengeras memanggil nama Ratna. Tante? Siapakah gerangan laki-laki ini?

Kunjungi Juga Cerita Sex Terbaru.Net

“Ya Dik Sakti, aduh maaf Tante masih terima Hand Phone dari teman di J, langsung aja deh naik.”

Begitu pintu terbuka, aku kaget, ternyata bayanganku tentang Mbak Ratna meleset seratus persen! Usianya
37 tahun, sedangkan aku saat itu masih berumur 25 tahun, kulitnya coklat, tidak cantik, cenderung gemuk
tinggi tubuhnya yang 160 cm dengan berat 75 kg.

“Wah maaf ya, kenalin ini saudara Mbak di S, namanya Andi, dia anak dari kakak Mbak yang paling tua,
kebetulan sedang kuliah di sini ambil jurusan… apa Di?”
“Manajemen,” jawab Andi singkat sambil berjabat tangan formal sekali.
“Semester berapa kamu Di?”
“Baru semester dua kok Tante.”
“Oh ya ini Sakti, dia yang membantu Tante urusan kantor di S,” jawabnya menutup-nutupi yang sebenarnya,
dan aku mendukung apa yang dikatakannya.
“OK deh Tante, karena sudah ada Mas Sakti, Andi permisi dulu, besok keretanya jam berapa sih, biar Andi
antar sama mama sekalian,” tawaran Andi dijawab singkat Mbak Ratna.
“Ah, nanti aku telepon Mbak Ning deh, sekalian besok minta dijemput main ke rumahmu, salam buat mama dan
papa ya, sampai ketemu besok.”

Jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam,

“Sampai dimana tadi Sakti… oh ya, selamat berjumpa deh dengan Mbak Ratna? Bagaimana menurut Dik Sakti?
Mbak Ratna gemuk ya? Hayoo jujur saja, nggak perlu bohong?”
“Iya, untuk ukuran Mbak Ratna memang tergolong gemuk, tapi nggak apa kok, lagian kami sudah akrab kan
setengah tahun ini,” aku mencoba mencairkan suasana.

Kunjungi Juga Cerita Sex Terbaru.Org

Mbak Ratna menyulut sebatang rokok Mild dan menawariku,

“Terima kasih, aku lebih suka Dji Sam Soe Filter,” sambil ikut merokok kepunyaanku sendiri.
“OK, sengaja aku tidak cerita fisik Tante, takut kalau Dik Sakti nggak mau ketemu.”
“Ah Mbak Ratna salah mengira aku, aku tidak melihat wanita dari fisiknya kok, gemuk, kurus, cantik atau
tidak, China atau Pribumi, pendek atau tinggi, yang penting ‘permainan’-nya.”

Tiba-tiba aku langsung nyerocos.

“Lagi pula, aku juga tidak tampan dan bertubuh atletik kan? aku hanya laki-laki biasa yang beruntung
bisa menemani beberapa wanita yang maaf lho Tante… seperti… Mbak Ratna ini.”

Tiba-tiba, belum selesai rokok satu batang, Mbak Ratna langsung merangkulku dan melumat bibirku.
Didekapnya tubuhku, dan terasa sesak nafasku karena tubuhnya yang gemuk langsung menindihku di tempat
tidur. “Dik Sakti, sudah sembilan bulan ini Mbak Ratna belum merasakan sentuhan laki-laki, tolong Mbak
Ratna ya… oohhkkk,” suaranya yang berat dan serak memecahkan kesadaranku untuk ikut melayani
permainannya.

Bayangan tubuhnya yang gemuk sudah hilang dari pikiranku, karena untuk pertama kali ini, aku menemui
wanita yang berani langsung tanpa pemanasan. Dan ciumannya aku akui sangat panas (mungkin karena
sembilan bulan puasa). Belum selesai permainan pertama, Mbak Ratna sudah mulai menanggalkan pakaiannya
satu persatu. Dan hebatnya, sambil melepas pakaian, tangannya yang satu tidak berhenti meraba kemaluanku
yang masih rapat tertutup celana. Aku sudah tegang sejak ia mempermaikan kemaluanku.

“Ookkhhhh, Sakti, tunjukkan dong sama Mbak, kemaluan kamu, sudah tegang tuh… okkkhh yeesss,”

Tidak sampai 1 menit, kami berdua sudah polos. Tubuh yang gemuk itu, berukuran payudara sedang-sedang
saja, tetapi rambut kemaluannya jelas terawat sekali, panjang, lebat tetapi lurus, dan sudah basah
karena terangsang. Batang kemaluanku langsung saja dituntun ke mulutnya, dan hisapannya… “Aaauu, pelan-
pelan Mbak, sakiiit!” rupanya Mbak Ratna terlalu terburu-buru. Kubimbing dia untuk bermain pelan-pelan.Cerita Sex Pembantu

“Terus Mbak! yaaa, teerrusss, ohh, pelan Mbak, ohh terus, nah begitu,” sambil mukanya maju-mundur,
burungku terus dijilati seperti es krim.

Tidak perlu lama-lama menunggu, aku mulai ikut mempermainkan bibir kemaluannya. Karena sudah basah, aku
tidak perlu kerja keras untuk mengajaknya memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya. Dan
rupanya Mbak Ratna masih ingin mengulum batang kemaluanku, walaupun sudah amat sangat keras dan tegang,
apa boleh buat, aku hanya bisa menunggu giliran untuk menusuk lubang kemaluan yang sudah sangat basah
itu.

“Ohhk my God, Mmmbakk,” suaraku bergetar, karena sudah ingin memuntahkan sperma.

10 menit hanya mengulum saja, segera kupercepat gerakan, dan agak tersedak Mbak Ratna semakin liar
menghisap kemaluanku. Dan aku mengeluarkan sperma di mulut Mbak Ratna, tidak banyak, tapi cukup untuk
memuaskan nafsuku yang pertama. Aku klimaks hanya dengan oral seks saja, dan Mbak Ratna masih mengulum
habis sekalian membersihkan sisa sperma di kemaluanku. Dan lima menit kemudian, burungku sudah mulai
bereaksi kembali. Kali ini Mbak Ratna semakin bernafsu, dan belum tegang benar, aku sudah
dikangkanginya, posisiku di bawah, dan Mbak Ratna di atasku. Wah, aku hampir sulit bernafas, sepertinya
(sialan) kali ini aku benar-benar habis dikuasai permainan Mbak Ratna.Cerita Sex Pembantu

Dengan dibimbing tangan kiri Mbak Ratna, burungku digenggam dan diarahkan ke lubang kemaluannya. Mmhh…
hangat terasa dan diikuti suara gesekan kemaluan dan dinding kemaluan sebelah dalam. Mbak Ratna mulai
bergerak naik-turun, dan aku pasif saja menyaksikan apa yang sedang dikerjakan.

“Oh ya… ohhkk yaaa, uuuchhh,” Mbak Ratna sangat aktif sekali, gerakannya semakin tidak teratur, kini
mulai bergerak maju-mundur, dan kadang-kadang menghentak, dan setengah melompat, seolah-olah ingin
menancapkan burungku dalam-dalam ke lubang kemaluannya yang sudah sangat licin.
“Dik Sakti adduhhh, gimana ini, oohhh ssshitt, aauuwww, ohhkk,” entah teriakan apa lagi yang kudengar,
Mbak Ratna semakin buas memainkan pinggulnya, tetapi sangat berirama dengan keluar-masuknya batang
kemaluanku ke lubang kemaluan Mbak Ratna.

Tiba-tiba Mbak Ratna berputar membelakangiku dengan posisi masih di atas, dan batang kemaluanku
tertancap di lubang kemaluannya, Mbak Ratna bertumpu dengan kedua kakinya dengan posisi jongkok kembali
menaik-turunkan tubuhnya, ohhhkkk, sangat aktif sekali. Kini aku hanya melihat bagian pantatnya saja,
sambil sesekali melihat gerakan kemaluanku yang sudah basah dilumuri cairan dinding kemaluan Mbak Ratna
tampak keluar-masuk di lubang yang nikmat sekali.

“Oocchh, please… huuhhh… hhuhhh… ooohh ohhhh,” gerakannya makin cepat, dan kini jelas sangat tidak
beraturan.

Kasur seperti bergerak dihantam gelombang oleh permainan Mbak Ratna sedang aku hanya rebahan menikmati
permainannya. Dan tiba-tiba, dia memperlambat gerakannya dengan hujaman ke bawah yang sangat keras,
dengan demikian burungku menusuk sangat dalam ke mulut kemaluannya.

“Aauuhh,” sedikit sakit karena dipaksa.

Semakin lambat gerakan Mbak Ratna, tetapi suaranya makin kencang (semoga tidak terdengar sampai keluar).

“Yeess… yesss.. yeess… uuhhh, aakkhh, aakhhh, oohhh, oh.. oh.. oh.. ohh.. yees, ouucchh.. oouucch,
please, pleease… pleeeassee, aaoucchh, shhitt!” Hening, dalam sekali batang kemaluanku menusuk ke lubang
kemaluan Mbak Ratna, dan dibiarkan tetap di dalam, sementara Mbak Ratna menggeliat, seolah ada gerakan
otomatis di dinding kemaluannya yang mengurut-urut batang kemaluanku dengan gerakan menjepit dan
melebar, menjepit kembali dan tiba-tiba hangat terasa, seperti ada cairan tambahan.

Ya, aku sampai pada puncak klimaksku, ketika dalam diam tersebut, ada gerakan otomatis dari dinding
kemaluan Mbak Ratna, seolah-olah meremas kemaluanku dengan sangat teratur dan diselingi desiran cairan
kental yang membuat licin, sehingga batang kemaluanku terasa berdenyut-denyut dipompa oleh dinding
kemaluan Mbak Ratna. Dan kejadian yang singkat ini berlangsung kurang dari setengah jam, adalah
permainanku yang terakhir di kota S. Sekarang aku sudah di J, sekota dengan Mbak Ratna.

Tetapi sejak di kota J ini, justru aku tidak pernah lagi berhubungan dengan Mbak Ratna. Sejak kejadian
yang pertama dengan Mbak Ratna, kami masih sempat bercinta 3 kali di kemudian hari, dan seperti
permainan kami yang pertama, aku hanya diam saja menyaksikan permainan Mbak Ratna yang agresif dan
kutunggu sesuatu yang istimewa, gerakan dinding kemaluannya, yang belum pernah kutemui dengan wanita
yang lain.

Baca JUga Cerita Seks Bikin Ketagihan

Ketika pembaca membaca pengalamanku ini, aku beruntung dapat meneruskan hobiku di kota J ini, karena
selalu saja ada pembaca yang ingin berkenalan dengan mengirimkan e-mail ke alamatku. Dan dari perkenalan
tersebut, walaupun tidak semuanya, ada beberapa yang berani mencoba untuk bercinta denganku. Dan kepada
pembaca yang ingin berkenalan dan siapa tahu juga tertarik untuk mencoba, aku tunggu e-mailnya. Salam
buat Ratna (yang melepas keperjakaanku, baca kisahku selanjutnya, Anggi, Mbak Vian (cewek Chinese yang
seksi), Mbak Ratna (yang liar) yang sudah berbagi kepuasan denganku.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Sex Pembantu.